Sunday, May 5, 2013

Tata cara Pendaftaran NPWP

Syarat utama untuk mendaftarkan diri adalah mengisi Formulir Pendaftaran NPWP

Syarat-syarat untuk memperoleh NPWP dan Pengukuhan PKP
1)      Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Non Usahawan:
a.       Photocopy KTP atau SIM bagi penduduk Indonesia
b.      Photocopy Paspor dan surat keterangan tempat tinggal bagi orang asing
2)   Untuk wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan:
a.       Photocopy KTP bagi penduduk Indonesia
b.      Photocopy Paspor dan surat keterangan tempat tinggal bagi orang asing
c.       Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang
3)   Untuk Wajib Pajak Badan
Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi BUT
a.       Photocopy KTP bagi penduduk Indonesia salah seorang pengurus
b.      Photocopy paspor bagi orang asing dan surat keterangan tempat tinggal
c.       Surat keterangan tempat kegiatan usaha dri instansi yang berwenang
4)   Untuk bendaharawan sebagai pemotong/pemungut :
a.       Photocopy KTP bendaharawan
b.      Photocopy surat penunjukan sebagai bendaharawan.
5)   Untuk Joint operation sebagai wajib pajak pemotong/pemungut:
a.       Photocopy perjanjian kerja sama sebagai joint operation
b.      Photocopy NPWP masing-masing anggota joint operation
c.       Photocopy KTP bagi penduduk Indonesia dari salah seorang pengurus
d.      Fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
6)   Untuk Wajib Pajak berstatus cabang , orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan terdaftar

7)   Apabila permohonan ditandatangani orang lain harus dengan surat kuasa khusus

Untuk Wajib Pajak Pindah, syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
A.    Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan, pindah tempat tinggal/kegiatan usaha:
·   Kartu NPWP
·   Surat keterangan tempat tinggal baru dari instansi yang berwenang atau
·   Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
B.     Wajib Pajak Orang Pribadi non usaha, pindah tempat tinggal :
·   Surat keterangan tempat tinggal baru dari instansi yang berwenang, atau
·   Surat keterangan dari pimpinan instansi perusahaannya.
C.     Wajib Pajak Badan, pindah tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha :
·    Surat keterangan tempat kedudukan atau
·    Surat keterangan tempat kegiatan baru dari instansi yang berwenang

Penghapusan NPWP dan Persyaratannya
1.  WP meninggal dunia dan tidak meninggalkan (warisan), disyaratkan adanya fotokopi akte kematian atau laporan kematian dari instansi yang berwenang;
2.  Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, disyaratkan adanya surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil;
3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai [[Subjek Pajak]]. Apabila sudah selesai dibagi, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh para ahli waris;
4.  WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akte pembubaran yang dikukuhkan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang;
5.  Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai BUT, disyaratkan adanya permohonan WP yang dilampiri dokumen yang mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan sebagai WP;
6.   Orang Pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai WP.

Penerbitan NPWP Secara Jabatan
KPP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan, apabila WP tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP. Bila berdasarkan data yang dimiliki [[Direktorat Jenderal Pajak]] ternyata WP memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP maka terhadap wajib pajak yang bersangkutan dapat diterbitkan NPWP secara sepihak oleh Direktorat Jenderal Pajak.GHH

Sanksi yang berhubungan dengan NPWP
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara 

ANALISIS KOMPARATIF

Pengertian Penelitian Komparatif 
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.

Tujuan Penelitian Komparatif
  • Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
  • Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.
  • Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
  • Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

Rumusan Masalah Penelitian Komparatif
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.

Kerangka Teori Penelitian Komparatif
Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teori yang besifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.

Hipotesis Penelitian Komparatif
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

Sifat Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.

Syarat Penggunaan Penelitian Komparatif
  • Penelitian komparatif dapat digunakan jika :
  • Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan
  • Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung
  • Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan variabel – variabel lain yang berpengaruh
  • Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Komparatif
Kelebihan penelitian kausal komparatif sebagai berikut:
  • Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
  • Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena : apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
  • Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.

Disamping kelebihan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
·      Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
  • Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
  • Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
  • Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
  • Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
  • Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
  • Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.
  • Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.      
Prosedur Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap :
  • Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.

·   Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
·  Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional (masing masing kelompok mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
·  Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
·   Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial.

Desain Penelitian Komparatif
Desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas. Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.


PROPOSAL PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Penelitian
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat memerlukan peran aktif guru dalam memberikan pengetahuan bagi para muridnya, sehingga menghasilkan peserta didik yang berhasil guna dan siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, materi/ bahan ajar yang diberikan harus memperhatikan keadaan masyarakat setempat. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Dalam rangka merealisasikan peraturan tersebut di atas, PBM perlu ditata secara terkoordinasi, terpadu, efektif dan efisien. Belajar merupakan proses perubahan keseluruhan aspek tingkah laku secara progresif dan terus menerus sepanjang hayat. Proses perubahan tingkah laku dari hasil belajar merupakan suatu kecakapan nyata (actual ability) atau juga disebut prestasi belajar.
Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentuan terhadap prestasi belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode, penilaian minat siswa dan kemampuan guru.
Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah dan sejauh pihak sekolah belum memiliki sarana pembelajaran yang memadai dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya sekolah-sekolah terutama yang berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan maupun perbaikan sarana pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.
Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara sistem sekolah yang ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah dasar yang akhirnya gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran tersebut. Mungkin juga perhatian masyarakat di sekitarnya kurang bahkan tidak peduli dengan kondisi tersebut.
Dari kondisi dan keadaan yang demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan judul “PENGARUH SARANA DAN PRASRANA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA”

1.2              Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar ?
2.      Bagaimanakah pengaruh sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa?

1.3              Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar.
2.      Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.

1.4              Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
1.      Bagi  Guru,  dapat  dijadikan  sebagai  pedoman  dan  bahan  acuan  dalam pelaksanaan pemanfaatan  sarana  dan  prasarana  pendidikan  pada  tahun pelajaran yang akan datang.
2.      Bagi  siswa,  dapat  meningkatkan  displin  dalam  belajar,  merasa  aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.
3.      Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengaruh  pemanfaatan  sarana  prasarana  dengan  motivasi belajar siswa, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.


BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1       Pengertian Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

Ada  lima  faktor  penting  yang  harus  ada  pada  proses  belajar mengajar yaitu: guru, murid, tujuan, materi dan waktu. Ketidakadaan salah satu  faktor saja dari faktor  tersebut, maka tidak mungkin  terjadi proses  belajar  mengajar.  Dengan  5  faktor  tersebut,  proses  belajar mengajar  dapat  dilaksanakan  walaupun  kadang-kadang  dengan  hasil yang  minimal  pula. Hasil  tersebut  dapat  ditingkatkan  apabila  ada sarana  penunjang,  yaitu  faktor fasilitas/Sarana  dan  Prasarana Pendidikan.  
“ Sarana  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  dipakai  sebagai  alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media.”
Menurut  E. Mulyasa,  “Sarana  pendidikan  adalah  peralatan  dan perlengkapan  yang  secara langsung  dipergunakan  dan  menunjang proses  pendidikan,  khususnya  proses  belajar, mengajar,  seperti gedung,  ruang  kelas,  meja  kursi,  serta  alat-alat  dan  media
pengajaran.”
            Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  yang  dimaksud  sarana  pendidikan adalah  semua fasilitas  yang  secara  langsung  dan  menunjang  proses pendidikan,  khususnya  proses  belajar mengajar,  baik  yang  bergerak maupun yang  tidak bergerak agar pencapaian  tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien.
         Sedangkan  pengertian  prasarana  secara  etimologis  (arti  kata) prasarana  berarti  alat tidak  langsung  untuk  mencapai  tujuan. Dalam  pendidikan misalnya  :  lokasi/tempat, bangunan  sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan,  misalnya  : ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

2.2       Kerangka Berpikir
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan  dasar  yang  secara  langsung  dan  tidak  langsung  dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi  tercapainya  tujuan, khususnya proses  belajar  mengajar,  seperti gedung,  ruang,  meja  kursi,  alat-alat  media pengajaran, ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, serta ruang laboratorium dan sebagainya.

     Masalah  pemanfaatan  sarana  dan  prasarana  pendidikan merupakan  faktor yang penting terhadap proses belajar mengajar. Untuk  itu fungsi dan peranan sekolah, guru, siswa dan personel sekolah memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan ini agar benar-benar menentukan keberhasilan proses belajar yang efektif.

     Sedangkan  motivasi  belajar  siswa  adalah  dorongan  atau  kemauan  yang muncul  dalam diri  siswa  untuk melakukan  aktivitas  belajarnya  dengan  giat sehingga  mendapat kepuasan/ganjaran  diakhir  kegiatan  belajarnya  dan  agar kualitas  hasil  belajar  siswa  juga memungkinkannya  dapat  diwujudkan  serta tercapai  tujuannya  yaitu  memiliki  prestasi  tinggi di  sekolah,  memiliki pengetahuan, keterampilan maupun pengalaman yang dapat dibanggakan.

2.3       Hipotesis Penelitian
     Berdasarkan  kajian  teori  di  atas,  maka  dirumuskan  suatu  hipotesis. Hipotesis  dapat diartikan  sebagai  suatu  jawaban  yang  bersifat  sementara terhadap  permasalahan  penelitian, sampai  terbukti  melalui  data  yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji  statistik  selanjutnya  yang  akan  membenarkan  atau  menolaknya.  Untuk menguji kebenaran  penelitian  ini,  penulis  akan mengajukan  hipotesa  sebagai berikut:
Ho  :  Tidak  ada  pengaruh  positif  antara  pemanfaatan  sarana  dan  prasarana pendidikan dengan prestasi belajar siswa.
Ha  :  Terdapat  pengaruh  positif  antara  pemanfaatan  sarana  dan  prasarana pendidikan dengan prestasi belajar siswa.




BAB 3
HASIL PENELITIAN

3.1       Sarana dan Prasarana pembelajaran yang diperlukan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar

Sarana merupakan unsur terpenting di sekolah di mana mutu pendidikan yang tinggi tidak mungkin dapat diwujudkan dengan sarana dan prasarana seadanya. Menurut analisis ekonomi, bahkan investasi di bidang pendidikan akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Pendidikan akan membantu memecahkan kesenjangan melalui pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan sekaligus akan meningkatkan taraf hidup setiap individu. Pendidikan sebagai pengembangan human capital harus mempunyai perspektif yang tepat dalam menentukan kebijakan dan pengalokasian anggaran pendidikan. Pendekatan human capital bertujuan agar investasi dalam pengembangan sumber daya manusia menghasilkan cadangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Sarana dan Prasarana yang diperlukan tersebut adalah:
1.      Gedung sekolah yang refresentatif, aman, nyaman, sehat, bersih dan indah.
2.      Halaman sekolah yang luas yang dilengkapi dengan penataan taman yang indah dan asri.
3.      Lapangan olahraga dan perlengkapan pendukungnya.
4.      Ruang perpustakaan, lengkap dengan buku-bukunya.
5.      Ruang UKS, Ruang parkir, Gudang, WC dan kantin sekolah

Fasilitas  atau  benda-benda  pendidikan  dapat  ditinjau  dari  fungsi, jenis atau sifatnya, yaitu: 
1.      Ditinjau  dari  fungsinya  terhadap PBM,  prasarana  pendidikan berfungsi  tidak  langsung (kehadirannya  tidak  sangat menentukan).  Sedangkan  sarana  pendidikan  berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM.
2.      Ditinjau  dari  jenisnya,  fasilitas  pendidikan  dapat  dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.
3.      Ditinjau  dari  sifat  barangnya,  benda-benda  pendidikan  dapat dibedakan  menjadi barang  bergerak  dan  barang  tidak  bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.


     Secara singkat ketiga tinjauan fasilitas atau benda-benda pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Ditinjau dari  fungsinya  terhadap Proses Belajar Mengajar  (PBM), prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah,  halaman,  pagar,  tanaman,  gedung/bangunan  sekolah, jaringan  jalan,  air,  listrik,  telepon,  serta  perabot/mobiler. Sedangkan  sarana  pendidikan berfungsi  langsung  (kehadirannya sangat  menentukan)  terhadap  PBM,  seperti  alat pelajaran,  alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.
2.      Ditinjau  dari  jenisnya,  fasilitas  pendidikan  dapat  dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.   Fasilitas  fisik  atau  fasilitas  material  yaitu  segala  sesuatu  yang berwujud  benda  mati  atau  dibendakan  yang  mempunyai  peran untuk  memudahkan atau  melancarkan  sesuatu  usaha,  seperti kendaraan,  mesin  tulis,  komputer,  perabot, alat  peraga,  model, media, dan sebagainya.
Fasilitas  nonfisik  yakni  sesuatu  yang  bukan  benda  mati,  atau kurang  dapat  disebut benda  atau  dibendakan,  yang  mempunyai peranan  untuk  memudahkan  atau melancarkan  sesuatu  usaha seperti manusia, jasa, uang.
3.      Ditinjau  dari  sifat  barangnya,  benda-benda  pendidikan  dapat dibedakan  menjadi barang  bergerak  dan  barang  tidak  bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. 
a.  Barang  bergerak  atau  barang  berpindah/dipindahkan dikelompokkan  menjadi barang  habis-pakai  dan  barang  tak habis pakai.
1.      Barang  habis-pakai  ialah  barang  yang  susut  volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang  tersebut  dapat  susut  terus sampai  habis  atau  tidak berfungsi  lagi,  seperti  kapur  tukis,  tinta,  kertas,  spidol, penghapus,  sapu  dan  sebagainya.  (Keputusan  Menteri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971).
2.      Barang  tak-habis-pakai  ialah  barang-barang  yang  dapat dipakai  berulang  kali serta  tidak  susut  volumenya  semasa digunakan  dalam  jangka  waktu  yang relatif  lama,  tetapi tetap memerlukan  perawatan  agar  selalu  siap-pakai  untuk pelaksanaan  tugas,  seperti  mesin  tulis,  komputer,  mesin stensil,  kendaraan, perabot,  media  pendidikan  dan sebagainya.
b.  Barang  tidak  bergerak  ialah  barang  yang  tidak  berpindah-pindah  letaknya  atau tidak  bisa  dipidahkan,  seperti  tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya.

Sedangkan  jenis-jenis  prasarana  pendidikan  di  sekolah  bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 
1.      Prasarana  pendidikan  yang  secara  langsung  digunakan untuk  proses  belajar mengajar,  seperti  ruang  teori,  ruang perpustakaan,  ruang  praktek  keterampilan,  dan ruang laboratorium.
2.      Prasarana  sekolah  yang  keberadaannya  tidak  digunakan untuk  proses  belajar mengajar,  tetapi  secara  langsung  sangat menunjang  terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang  prasarana  sekolah  jenis  terakhir  tersebut  di antaranya adalah  ruang  kantor,  kantin  sekolah,  tanah  dan  jalan  menuju sekolah, kamar  kecil,  ruang  usaha  kesehatan  sekolah,  ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

3.2   Pengaruh Sarana dan Prasarana Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa
Sarana merupakan unsur terpenting di sekolah di mana mutu pendidikan yang tinggi tidak mungkin dapat diwujudkan dengan sarana dan prasarana seadanya. Menurut analisis ekonomi, bahkan investasi di bidang pendidikan akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Pendidikan akan membantu memecahkan kesenjangan melalui pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan sekaligus akan meningkatkan taraf hidup setiap individu. Pendidikan sebagai pengembanganhuman capital harus mempunyai perspektif yang tepat dalam menentukan kebijakan dan pengalokasian anggaran pendidikan. Pendekatan human capital bertujuan agar investasi dalam pengembangan sumber daya manusia menghasilkan cadangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

Dalam suatu proses belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu penunjang suatu proses belajar mengajar. Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajarmemerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasibelajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajarsiswa yang maksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan parasiswa untuk belajar dengan efektif. Hal tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor sarana dan prasarana belajar dan dapat memanfaatkannya dengan tepat danseoptimal mungkin.

  Seperti  halnya  dalam  dunia  pendidikan,  khususnya  dalam  proses belajar  mengajar untuk  menacapai  tujuan  dan  hasil  belajar  yang optimal, siswa banyak  terpengaruh oleh motif-motif yang berasal dari luar  dirinya  maupun  yang  berasal  dari  dalam  dirinya,  atau mungkin dapat  terpengaruh  secara  bersamaan  sesuai  dengan  situasi  yang berkembang.

  Dengan  demikian, motivasi  sangatlah  penting  baik motivasi  yang berasal  dari  dalam diri  (intrinsik) maupun motivasi yang berasal  dari luar  diri  (ekstrinsik),  karena  kedua-duanya dapat menjadi  pendorong untuk  belajar  dan  agar  proses  belajar mengajar  dan  berjalan dengan lancar,  aktifitas  dalam  belajarnya  memberikan  kepuasan/ganjaran diakhir  kegiatan belajarnya  serta  sesuai  dengan  tujuan  yang diharapkan.

Optimalnya sarana dan prasarana disekolah, akan menjadi motivasi ekstrinsik dari siswa. Motivasi tersebut akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang termotivasi akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan demikian prestasi belajar siswa akan meningkat seiring termotivasinya siswa tersebut. Oleh karena itu, kelengkapan sarana dan prasaran akan berpengaruh besar terhadap motivasi siswa dan prestasi belajar siswa.
 

BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana memengaruhi prestasi belajar siswa. Apabila sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara optimal, maka hasil pembelajaran atau prestasi siswa akan optimal pula. Begitu pula sebaliknya. Hal itu terbukti dengan termotivasinya siswa untuk lebih giat belajar dengan optimalnya sarana dan prasarana disekolah tersebut.

Untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar disekolah diperlukan sarana belajar yang kondusif, lingkungan sehat dan asri, dan didukung penataan yang indah sangat membantu dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran. Sebelum diadakan penataan dan pengaturan kebutuhan, diperlukan perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan serta penempatan barang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada penempatan diantranya adalah mudah dijangkau (ada kendaraan umum), jauh ari keramaian, jauh dari tempat berbahaya, lingkungan yang aman dan kondusif. Penataan sarana dan prasarana pendidikan meliputi penataan barang bergerak, barang tidak bergerak, barang bergerak habis pakai, dan barang bergerak tidak habis pakai.