Wednesday, March 27, 2013

Resensi Film


Genre : Drama
Release Date : February 12, 2010
Director : Karan Johar
Script : Shibani Bathija, Shibani Bathija, Niranjan Iyengar

Producer : Hiroo Yash Johar, Gauri Khan
Distributor : Fox Searchlight Pictures
Duration : 161 minutes
Budget : US$21 million 



Film keempat garapan Karan Johar ini mengisahkan tentang Rizwan Khan (Shahrukh Khan) yang menderita Asperger’s syndrome. Dia tidak seperti orang-orang kebanyakan, karena sikapnya yang sedikit aneh seperti terus membungkuk, berjalan setengah melompat, tak menatap mata lawan bicaranya, bergumam menirukan suara-suara orang lain, takut pada tempat-tempat yang baru, warna kuning, dan kebisingan, dia juga tidak bisa mengekspresikan perasaannya, dan selalu menggenggam tiga butir kerikil. Meskipun demikian dia sangat jenius. Di scene awal film ini, tampak Rizwan sedang mengetik, mencari data-data tentang presiden Amerika, George W. Bush, melalui internet. Dia menjadawalkan perjalanannya sesuai perjalan George W. Bush. Namun saat di bandara San Francisco dia dicurigai sebagai teroris dan terlambat naik pesawat.

Dia menuliskan perasaan dan segala yang dialaminya pada buku catatan pemberian ibunya. Adanya flash back saat scene itu membuat penonton mengenal Rizwan Khan lebih dekat. Dia yang sejak kecil menderita syndrome seperti anak autis membuatnya dianiaya di sekolah. Ibunya yang diperankan oleh Zarina Wahab tidak putus asa dan memohon seseorang untuk menjadi gurunya. Rizwan menguasai bahasa Inggris dan dapat memperbaiki alat-alat yang rusak. Hal tersebut membuat ibunya semakin bangga dan mencurahkan seluruh perhatian padanya. Padahal Rizwan memiliki seorang adik bernama Zakir yang juga sangat pintar, tapi Zakir (Jimmy Shergill) kurang diperhatikan sehingga dia cemburu dan hubungannya dengan Rizwan menjadi kurang baik. Setelah mereka dewasa, adiknya memutuskan mengambil beasiswa ke Amerika sedangkan Rizwan tinggal bersama ibunya di Mumbai, India.

Terdapat scene saat Rizwan menguping percakapan orang-orang di depan rumahnya saat terjadi bentrok antara orang hindu dan muslim yang terjadi di Mumbai. Mereka mengucapkan kata-kata kasar dan Rizwan mengikutinya. Ibunya terkejut mendengar ucapan Rizwan yang terus berulang, lalu dia mengajarinya tentang perbedan yang ada di dunia bahwa tak ada bedanya orang hindu dan muslim, karena di dunia hanya ada dua macam orang yaitu orang baik dan orang jahat.

Perjalanan Rizwan berlanjut menggunakan bis dan flash back saat Ibunya meninggal dan dia ikut Zakir ke Amerika. Dia tinggal di San Francisco dan membantu pekerjaan Zakir dengan mempromosikan produk kecantikan. Rizwan mencoba semua produknya dan mengingat khasiat produknya. Kemudian dia mempromosikannya dengan sangat jujur. Saat akan menyebrang jalan dia melihat banyak warna kuning di sekitarnya, membuatnya ketakutan dan hampir tertabrak kereta listrik. Semua orang kesal dan berteriak, membuat Rizwan semakin panic, tapi seseorang menyuruh mereka semua tenang dan meninggalkannya. Disitulah awal pertemuannya dengan Mandira (Kajol), seorang janda muda yang memiliki seorang anak bernama Sameer (Yuvaan Makaar). Rizwan menyukainya dan selalu datang ke salon tempat Mandira bekerja.

Istri Zakir, Haseena (Sonya Jehan), adalah seorang dosen psikologis dan dia yang pertama kali mendiagnosis Rizwan menderita Asperger’s syndrome. Dia memberikan Rizwan handy came agar dia tidak takut pada tempat-tempat baru. Handycame itu tidak hanya berguna untuk mengatasi ketakutannya, tapi dia gunakan juga untuk merekam Mandira saat sedang bekerja. Rizwan meminta Mandira memotong rambutnya dan saat itu dia mengatakan, “Marry me”. Mandira terkejut dan menganggap Rizwan hanya bercanda, tapi dia terus mengatakannya berulang-ulang sampai Mandira kesal dan memberikan syarat padanya untuk menemukan satu tempat di San Francisco yang belum pernah dia kunjungi.

Sameer (Sam) mulai menyukai Rizwan saat mereka pergi ke museum dan Rizwan berhasil memenangkan kuis dengan menebak nama binatang sebanyak-banyaknya. Kemudian Rizwan bersama Madira dan Sam mengunjungi tempat-tempat yang dia janjikan pada Madira, namun semua tempat yang mereka kunjungi sudah pernah Madira kunjungi sebelumnya. Sampai suatu hari Rizwan mengajak Madira keluar dan melihat kota San Francisco dari atas bukit yang tertutup awan lalu pelan-pelan awannya menghilang menunjukan kemegahan kota. Madira tersentuh dan mau menikah dengan Rizwan. Ekspresi Rizwan saat itu tampak dipaksakan dan menjadi sangat menggelikan, sepertinya Shahrukh Khan berusaha keras menahan luapan kegembirannya mengingat perannya sebagai penderita Asperger’s syndrome.

Madira dan Rizwan menikah tanpa persetujuan Zakir. Dia hanya ingin adiknya menikah dengan orang beragama Islam, sedangkan Madira beragama Hindu. Meskipun Zakir tidak setuju, pernikahan tetap berlangsung dan Haseena datang merestui mereka. Mereka tinggal di kota Banville, bertetangga dengan keluarga Garrick. Mereka hidup harmonis, Madira membuka salon sendiri dan Rizwan berhasil menjadi ayah yang baik sekaligus teman terbaik bagi Sam Khan (membawa nama belakang ayahnya).
Namun serangan WTC pada 11 September yang berkaitan dengan perang Afghanistan dan agama Islam merubah segalanya.

Alur maju-mundur dalam film ini tidak begitu menganggu karena flash back ditempatkan di sela-sela perjalanan Rizwan. Memang saat itu Shahrukh Khan telah melewati banyak rintangan untuk menepati janjinya dan dia juga terharu karena Mandira akhirnya ada disisinya lagi, tapi seharusnya dia ingat kalau dia adalah Rizwan Khan. Kecuali kalau ternyata cinta bisa menyembuhkan Asperger’s syndrome, maka semua ketakutan dan hal yang tidak biasa bagi Rizwan boleh saja tidak dimunculkan lagi. Tapi selebihnya film ini sangat bagus dan tak heran jika mendapatkan banyak penghargaan.

Film ini dapat ditonoton oleh semua umur karena film ini banyak mengandung pesan-pesan penting


 

No comments:

Post a Comment